Jakarta - Pesawat
Hercules milik TNI AU jatuh di Jalan
Jamin Ginting, Medan, Sumatera
Utara, Selasa 30 Juni. Presiden
Jokowi pun mengucapkan
belasungkawa atas meninggalnya
ratusan korban dalam insiden itu.
"Inalilahi, atas nama pribadi dan
seluruh rakyat Indonesia, saya ingin
menyampaikan bela sungkawa yang
sedalam-dalamnya atas gugur dan
meninggalnya putra-putra terbaik
TNI AU dan seluruh korban Hercules
yang telah meninggal," kata Jokowi
saat menghadiri HUT ke-69
Bhayangkara di Mako Brimob
Polri, Rabu (1/7/2015).
Ia pun meminta agar keluarga
korban yang ditinggalkan tabah
dalam menghadapi cobaan. Jangan
sampai kesedihan berlarut-larut.
"Semoga diterima di sisi-Nya,
keluarga diberikan ketabahan," tutur
dia.
Pesawat Hercules TNI AU
mengalami kecelakaan di Medan,
Sumatera Utara, Selasa 30 Juli.
Pesawat dengan registrasi A-1310
type C-130 itu terbang dari Lanud
Suwondo, Medan menuju Tanjung
Pinang.
"Take off runway 23 Suwondo jam
11.48, kemudian saat akan ditransfer
ke Medan APP, pilot request RTB
(return to base)," tulis laporan dari
TNI AU yang diterima Liputan6.com .
Sebelum jatuh, pesawat yang
membawa 101 penumpang dan 12
awak itu sempat berbelok ke kanan
dan mengalami crashed sebelum
kontak dengan Medan APP.
Presiden
Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf
Kalla menghadiri Hari Bhayangkara
ke-69 di Mako Brimob Kelapa Dua,
Depok, Jawa Barat.
Dalam
kesempatan itu, Jokowi mengajak
para polisi untuk mengheningkan
cipta atas insiden jatuhnya pesawat
Hercules TNI AU di Medan.
"Mari kita mengheningkan cipta bagi
para pahlawan kita, serta kita berdoa
untuk putra-putra terbaik TNI yang
menjadi korban kecelakaan
Hercules, mengheningkan cipta
dimulai," kata Jokowi, Rabu
(1/7/2015).
Sejumlah perwira tinggi (Pati) dan
Perwira Menengah (Pamen) Polisi
yang hadir pun terlihat sedih saat
mengheningkan cipta dilakukan.
Pesawat Hercules TNI AU
mengalami kecelakaan di Medan,
Sumatera Utara, Selasa 30 Juli.
Pesawat dengan registrasi A-1310
type C-130 itu terbang dari Lanud
Suwondo, Medan, menuju Tanjung
Pinang.
"Take off runway 23 Suwondo jam
11.48, kemudian saat akan di-
transfer ke Medan APP, pilot request
RTB (return to base)," tulis laporan
dari TNI AU yang diterima
Liputan6.com.
Sebelum jatuh, pesawat yang
membawa 101 penumpang dan 12
awak itu sempat berbelok ke kanan
dan mengalami crashed sebelum
kontak dengan Medan APP.
Puluhan warga
Solo menggelar doa bersama atas
tragedi jatuhnya pesawat Hercules
A-1310 tipe C-130, milik TNI AU di
Jalan Jamin Ginting, Medan,
Sumatera Utara.
Selain itu, mereka
juga menyalakan lilin sebagai tanda
duka cita di titik nol Tugu
Pamandengan Solo, Selasa 30 Juni
2015 malam.
Pantauan Liputan6.com , sejumlah
warga Solo yang terdiri dari pelajar,
mahasiswa, pemuda, serta anggota
Indonesian Aviation and Aerospace
Watch menyalakan lilin di Tugu
Pamandengan.
Lilin tersebut
diletakkan di depan poster yang
bertuliskan "Solidaritas Doa Duka
Musibah Hercules".
Setelah menyalakan lilin, mereka pun
langsung menggelar doa bersama
untuk para korban tragedi jatuhnya
pesawat Hercules di Medan.
Sejumlah peserta doa bersama
terlihat khusyuk memanjatkan doa
bagi korban pesawat nahas tersebut.
Aksi yang digelar di depan Balai
Kota Solo itu menjadi pusat
perhatian para pengguna jalan yang
sedang melintasi kawasan tersebut.
Tak jarang, ada sejumlah pengguna
jalan yang berhenti untuk mengikuti
acara doa bersama bagi korban
tragedi jatuhnya pesawat Hercules.
Tri Harjono, Assistanf Deputy of
Media Communication Indonesian
Aviation and Aerospace Watch,
mengatakan, kegiatan doa bersama
digelar sebagai bentuk bela
sungkawa dari warga Solo untuk
tragedi kecelakaan jatuhya pesawat
Hercules di Medan.
"Kita sangat berduka cita atas
musibah tersebut yang
menyebabkan putra-putra terbaik
Indonesia ini gugur dalam tugasnya.
Mereka adalah prajurit terbaik TNI
AU. Untuk itu, sebagai bentuk
kepedulian dan solidaritas kita
menggelar doa bersama," ucap Tri.
Insiden jatuhnya pesawat Hercules
C-130 tidak hanya menjadi sorotan
di Tanah Air.
Insiden nahas ini juga
mendapat perhatian besar di dunia
internasional.
Salah satu negara yang mengikuti
secara seksama pemberitaan soal
kecelakaan ini adalah Pemerintah
Malaysia.
Hal ini dilakukan demi
mengetahui apakah ada warga
negara mereka yang menjadi korban
jiwa atau tidak.
Dari keterangan sementara yang
didapat secara resmi oleh Otoritas
Negeri Jiran, tidak ada warga
negaranya yang menjadi korban.
Baik itu korban tewas atau luka.
Meski belum ada korban, Pemerintah
Malaysia memastikan akan terus
memberi perhatian khusus terkait
kecelakaan ini.
Sampai ada data
resmi mengenai korban tewas dan
luka.
"Kementerian Luar Negeri, melalui
Konsulat Jenderal di Medan,
Indonesia akan terus memonitor
situasi ini," sebut pernyataan resmi
Kemlu Malaysia, seperti dikutip dari
Astro Awani , Rabu (1/7/2015).
Selain memastikan akan memonitor
keadaan, Pemerintah Malaysia juga
menyampaikan ungkapan duka
mendalam kepada Indonesia atas
peristiwa jatuhnya Hercules C-130 di
Medan.
"Malaysia merasakan kesedihan
mendalam setelah mendengar
peristiwa kecelakaan pesawat militer
Indonesia di Medan, Sumatera,"
sambung pernyataan tersebut.
"Malaysia secara resmi
menyampaikan duka cita bagi
Pemerintah Indonesia, khususnya
bagi keluarga korban yang
kehilangan anggota keluarganya,"
jelas Kementerian Luar Negeri
Malaysia.
Pesawat Hercules TNI AU
mengalami kecelakaan di Medan,
Sumatera Utara, Selasa 30 Juli. Unit
dengan registrasi A-1310 type C-130
itu terbang dari Lanud Suwondo,
Medan menuju Tanjung Pinang.
"Take off runway 23 Suwondo jam
11.48, kemudian saat akan ditransfer
ke Medan APP, pilot request RTB
( return to base)," tulis laporan dari
TNI AU yang diterima Liputan6.com .
Sebelum jatuh, pesawat yang
membawa 101 penumpang dan 12
awak itu sempat berbelok ke kanan
dan mengalami crashed sebelum
kontak dengan Medan APP.
Ratusan
orang jadi korban jatuhnya pesawat
Hercules TNI AU di Medan, Selasa
30 Juni.
Presiden Jokowi langsung
menginstruksikan agar dilakukan
investigasi untuk menguak sebab
jatuhnya burung besi itu.
"Evakuasi korban kecelakaan
pesawat Hercules telah dilakukan
dan saya juga telah memerintahkan
investigasi yang mendalam soal
penyebab kecelakaan ini dan agar
segera dilakukan," ujar Jokowi di
Mako Brimob Polri, Depok, Rabu
(1/7/2015).
Presiden Jokowi pun ingin alat utama
sistem pertahanan (alutsista) TNI
dapat memenuhi zero accident atau
tanpa kecelakaan.
"Saya juga ingin TNI memperkuat
sistem zero accident, kecelakaan
nihil, untuk menggunakan alutsista
TNI. Mulai Pesawat tempur, angkut,
kapal selam, kapal perang, hingga
helikopter, perwira serta prajurit TNI
yang mengawakinya harus berada
kesiapan yang tinggi," tegas Jokowi.
Pesawat Hercules TNI AU
mengalami kecelakaan di Medan,
Sumatera Utara, Selasa 30 Juni.
Pesawat dengan registrasi A-1310
type C-130 itu terbang dari Lanud
Suwondo, Medan menuju Tanjung
Pinang.
"Take off runway 23 Suwondo jam
11.48, kemudian saat akan ditransfer
ke Medan APP, pilot request RTB
(return to base)," tulis laporan dari
TNI AU yang diterima Liputan6.com.
Sebelum jatuh, pesawat yang
membawa 101 penumpang dan 12
awak itu sempat berbelok ke kanan
dan mengalami crashed sebelum
kontak dengan Medan APP.
Sebanyak 2
dari 10 Pasukan Khas (Paskhas) TNI
AU Lanud Roesmin Nurjadin,
Pekanbaru, yang menjadi korban
kecelakaan Hercules C-130 di
Medan, Sumatra Utara, telah
teridentifikasi.
Keduanya adalah
Serda Sugiyanto dan Pratu Sepri
Doni.
"Keduanya sudah teridentifikasi.
Sementara 8 anggota lainnya belum.
Untuk info selanjutnya akan saya
kabari," ujar Kepala Penerangan dan
Perpustakaan Lanud RSN Pekanbaru
Kapten Sus Rizwar kepada
wartawan, Rabu (1/7/2015).
Menurut dia, tim identifikasi kesulitan
mengenali jenazah karena korban
tewas mengalami luka bakar.
"Hingga kini, proses identifikasi
masih berlangsung. Kalau ada
perkembangan nanti dikabari," tegas
Rizwar.
Adapun 8 personel paskhas yang
belum teridentifikasi adalah Sertu
Irianto Sili, Kopda Sarianto, Kopda
Mujiman, Kopda Endria W, Kopda
Eri Agus, Pratu Warsianto, Pratu
Rudi Hariono dan Pratu Hardianto
Wibowo.
"Sebelumnya, semua anggota
Paskhas dari Lanud Roesmin
Nurjadin itu mendapatkan tugas rutin
sebagai satuan radar dan alutsista
TNI di Tanjung Pinang," terang
Rizwar.
Sementara, soal 2 mahasiswa yang
terbang dari Pekanbaru menumpang
pesawat nahas itu, pihak Lanud
Roesmin Nurjadin belum mendapat
keterangan.
Adapun 2 warga sipil itu adalah
mahasiswa semester 2 STMIK AMIK
Riau bernama Alvin Syahroni dan
Urai Sri Ramadhani, mahasiswa
Universitas Riau.
"Saya sendiri belum bisa memastikan
karena masih menunggu informasi
lanjutan," pungkas Rizwar.
Sebelumnya, pesawat Hercules
C-130 jatuh di Medan Sumatera
Utara saat sedang melakukan
operasi umum.
Pesawat menjalankan
operasi berdasarkan surat perintah
terbang bernomor SPT/1171/VI/2015.
Pesawat berangkat dari Malang
pada Senin 29 Juni kemarin sekitar
pukul 09.00 WIB. Berdasarkan surat
perintah ini, pesawat seharusnya
kembali ke Malang pada Kamis 2
Juli 2015.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara
Marsekal Agus Supriatna
mengungkapkan tidak ada
penumpang maupun awak pesawat
yang selamat dalam peristiwa ini.
Keseluruhan korban mengalami luka
bakar.
Nani
tidak pernah menyangka akan
berpisah secepat ini dengan putra
sulung tercintanya, Letda Penerbang
Dian Sukma Pasaribu.
Kopilot
Hercules C-130 itu ikut tewas setelah
pesawat yang diawakinya jatuh di
Jalan Jamin Ginting, Medan,
Sumatera Utara.
Nani masih ingat, sehari sebelum
kecelakaan itu terjadi, Dian
berencana mengajak 2 adik laki-
lakinya untuk terbang bersama. Tak
seperti abangnya yang kopilot, adik-
adik Dian memang belum pernah
merasakan naik pesawat.
"Abang (Dian) ngobrol-ngobrol sama
adik-adiknya, bercengkerama biasa
melalui handphone," kenang Nani
kepada Liputan6.com di
kediamannya, Jalan RW Mongosidi,
Perumahan, Kalidoni Indah Permai,
Kecamatan Kalidoni, Palembang,
Sumatera Selatan, Rabu (1/7/2015).
"Abang rencana akan mengajak
adik-adiknya untuk terbang
bersama-sama. Karena adiknya
belum pernah naik pesawat," imbuh
dia.
Nani mengaku, dia dan keluarga tak
berencana berangkat ke Medan
untuk mencari informasi tentang anak
pertamanya itu.
Dia menyerahkan
kepada keluarga suaminya, Waka
Ajendem Korem 044/Gapo
Palembang Kapten Arpani yang
tinggal di Medan untuk memantau
perkembangan informasi.
"Keluarga ayahnya ada di Medan,
kemungkinan kami tidak akan ke
sana. Kami menunggu kabar saja
dari Palembang," ujar dia.
Pesawat Hercules C-130 dengan
nomor ekor A-1310 jatuh dengan
posisi terbalik di Jalan Ginting,
Medan, Selasa siang kemarin pukul
11.48 WIB.
Pesawat tersebut lepas
landas dari Pangkalan Udara
Suwondo Medan menuju Kepulauan
Natuna untuk menjalankan misi
Penerbangan Angkutan Udara Militer
(PAUM), yaitu pengiriman logistik.
Burung besi yang dipiloti Kapten
Penerbang Shandy Permana itu
sempat menghubungi menara Air
Traffic Control (ATC) dan
menginformasikan terjadi kerusakan
sehingga pihak menara
menyarankan pesawat berbelok.
Saat berbelok pesawat jatuh di
pemukiman warga.
Pesawat
Hercules C130 yang jatuh di Medan,
Sumatera Utara dipiloti oleh Kapten
Penerbang, Sandy Permana.
Kapten
Sandy Permana dikenal sebagai
seorang yang sayang dan perhatian
terhadap keluarganya sehingga
kepergiannya yang mendadak
membuat keluarga sangat terpukul.
"Memang anaknya pendiam tapi
begitu besar perhatiannya sama
keluarga," kata kakak sulung Sandy,
Arum Etikaiena ketika ditemui di
kediamannya di Gang Karet, RT 1
RW 20 No 59, Kecamatan Beji Kota
Depok, Jawa Barat, Rabu (1/7/2015).
Begitu mendengar kepergian
adiknya akibat kecelakaan pesawat
Hercules di Medan pada Selasa 30
Juni 2015, suasana duka
menyelimuti keluarga wanita
berkerudung tersebut.
Sandy, ujar Arum, merupakan anak
yang mandiri dan juga dikenal
sebagai anak yang rajin dan cerdas.
Arum bercerita, jika Sandy terbang,
pulangnya selalu membawa oleh-
oleh.
Keponakannya juga selalu
mendapat oleh-oleh.
"Waktu itu Sandy membelikan
keponakannya mainan helikopter
ketika ulang tahun," ujar dia.
Arum yang tidak kuasa menahan
tangis menuturkan, Sandy ingin
sekali pulang ke kampung
halamannya di Bangka Belitung
untuk mengenang masa kecilnya
bersama keluarga.
Beberapa hari lalu dia juga
berkomunikasi dengan Sandy dan
berharap dalam menjalankan ibadah
puasa diberikan kelancaran. Sandy
juga meminta maaf jika ada
kesalahan-kesalahan yang
dibuatnya.
Pesawat Hercules tipe C-130 milik
TNI-AU dengan nomor registrasi
A1310 jatuh di Jalan Jamin Ginting,
Medan, Sumatera Utara, Selasa 30
Juni 2015 siang. Pesawat diduga
mengalami kerusakan pada mesin.
Kapten Penerbang (Pnb) Sandy
Permana, pilot pesawat Hercules
C130 berasal dari Skuadron 32
Abdul Rahman Saleh, Malang, Jawa
Timur.
Sandy menjadi salah satu
korban akibat jatuhnya pesawat
Hercules tersebut.
Sandy merupakan lulusan terbaik
pada 1997, yang terlahir dari
pasangan almarhum Haji Ratmojo
dan almarhum Hj. Idah ini
meninggalkan seorang istri, Fitriani
Hapsari dan dua anak kecil masing-
masing Zahra Anindya Putri
Permana, dan Zahira Maulidina Putri
Permana.